Gambar: Pixabay.com |
Jam Kerja
Ada yang berjalan tertunduk, tertekan beban pikiran
Pesan-pesan berjejal menuntut kepastian
Dari jiwa yang bergentayangan di beranda layar gawai
Tanya yang menuntut jawaban pasti
Klarifikasi stok kosong -- permintaan maaf barang terkirim tidak sesuai pesanan
Di pojok lainnya
Kesibukan tak memberi jeda untuk syukur
Ditikam rasa penat; hidup bak sepuluh angka kalkulator menuntut benar
Untuk selalu tunduk dan pasrah dengan regulasi pemilik upah
Namun ada yang merasa biasa
Laku penuh liku seperti usus!
Ulur waktu kerja dengan sengaja!
Bercakap tidak penting, malas-malasan dengan riang -- sesekali buang kencing hingga jam pulang datang: sampai tiba tanggal upah kerja.
Surabaya, April 2022
𝐉𝐚𝐦 𝐄𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐒𝐨𝐫𝐞
Hujan membasi tubuh-tubuh telanjang jalan legam
Angin berayun ke sana ke mari memberi ragu
"Sekejapkah rintik ini?"
Bak bayangan masa senang remaja yang lekas berlalu?
Aku rindu rintik yang jatuh bersamamu
Irama tetesan air pecah; mencumbu Helm Bogo kesayanganmu
Pudarkan dingin dengan ceria gelak tawa
Air coklat selokan menggenang jalan mengalir ke selatan
Hanyutkan perahu kertas yang kita lindas
Aku rindu kopi hitam di meja marmer sebagai tamu
Diiringi gerimis jam empat sore
Bincang hangat akan harapan, mimpi dan masa lalu
Dalam sepetak ruang yang akan selalu terkenang; bersamamu.
Sukolilo, 4 April 2022
𝐒𝐢 𝐈𝐣𝐨
Dahulu dia menetas tidak sendiri
Banyak kehidupan dalam lingkaran hidupnya
Saudara satu induk dan penangkaran; tumbuh dalam hangat kebersamaan
Si ijo kini sendiri
Kehidupannya kecil namun bernilai
Hidup yang tidak beruntung; dijalani dengan berani
Terbatas satu petak untuk gerak; rangsang semangat juang hidup
Tempurungnya kuat, namun kalah keras dengan kenyataan
Tempat aman sembunyi dan resapkan air mata; kala sedih mendera harinya
Hanya kenangan yang kambali
Bukan segala hal yang telah pergi.
Sukolilo 5 April 2022
𝐏𝐚𝐤 𝐆𝐎-𝐉𝐄𝐊
Harinya penuh dengan notifikasi
Nama-nama yang tak pernah dia kenal disapa dengan penuh keramahan
Kerutan wajah meski terhalang masker aku tahu, itu senyuman!
Mitra kerja yang tak perlu aku ragukan cakap kerjanya
Terkadang harinya dihadang lebat hujan
Dipanggang dengan terik; disiram deras keringat dan segala cerita memilukan
Jalan yang penuh bahaya dan celaka
Tak gentarkan hati untuk terus berusaha
Sepenggal doa kuatkan hati hidupi keluarga
Bukan orkestrasi untuk eksis dalam dunia maya
Mencari sesuap nasi bukan legitimasi
Hingga pulang larut malam; sekedar pungut peluang di padang yang gersang.
Bogorami, 6 April 2022
𝐏𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚
Perhatikan langkah kaki yang pergi terburu-buru
Beranjak dari hari masih gelap -- merebah dengan lelah pada malam yang lingsir
Terik yang menyengat tidak sakiti tubuhnya
Karena setiap inci kulitnya telah lembab oleh keringat
Sedapat-dapatnya dia jemput pagi dengan nyanyian Mazmur
Semampu-mampunya akhiri hari dengan ucapan syukur.
Bogorami, 7 April 2022
__________________________________________Biodata
Elje Story. Laki-laki kelahiran Blitar 30 tahun silam, menulis sejak 2015. Sekarang Elje, tinggal di Kota Surabaya Jawa Timur. Kesibukannya sehari-hari sebagai karyawan Genesis Camera tidak menyurutkannya belajar dunia literasi khususnya menulis puisi. Setelah bukunya yang berjudul Sang Lelaki, Wanita & Musim Ketiga, ia sedang mempersiapkan buku puisi tunggalnya yang ke-2. Juara 6 lomba sastra Anugerah COMPETER Indonesia 2022. Aktif bergiat Komunitas Sastra KEPUL dan COMPETER E-mail: storyelje@gmail.com IG:@elje_story, FB: Elje